-->

ASAL MULA DAERAH LEMAH GEMPAL

Post a Comment

Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, daerah Semarang di Jawa Tengah sering kali dilanda banjir rob atau banjir limpahan karena air dari laut yang meluap ke daratan. Hal ini mengingat bahwa lokasi Kota Semarang yang berada di dekat pantai. Disamping hal tesebut, di tengah kota Semarang juga mengalir sebuah sungai besar, ini juga mengakibatkan banjir bandang apabila terjadi curah hujan yang cukup tinggi.



Sering datangnya bencana banjir di Kota Semarang,  tentu saja membuat warga Semarang menjadi resah dan seringkali tidak tenang, terlebih saat musim hujan tiba, karena air bisa saja secara tiba-tiba mengalir dan menggenangi pemukiman warga. apabila hal tersebut terjadi di malam hari, tentu saja akibatnya menjadi lebih berbahaya.

Saat banjir tiba, banyak harta benda warga yang hanyut terbawa arus apabila tidak sempat diselamatkan, jangankan untuk menyelamatkan benda, sudah selamat saja mereka sangat bersyukur.
Untuk mengatasi banjir, Pemerintah Belanda kemudian berinisiatif membangun kanal di bagian barat dan timur Semarang. Kanal adalah sebuah sungai buatan yang dapat dipakai untuk mengalirkan air disaat diperlukan, apabila sedang tidak diperlukan maka kanal ini berguna juga sebagai pengairan bagi sawah atau perkebunan warga. Sehingga kedua kanal tersebut dikenal dengan nama Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur.

Sebagian dari beberapa air sungai yang membelah Kota Semarang ini kemudian dialihkan dan dialirkan menjadi sungai-sungai yang lebih kecil dan teratur.  Tujuannya adalah agar agar air sungai besar tidak meluap menjadi banjir saat musim penghujan tiba. Maka dimulailah pembangunan dua buah kanal, satu kanal di bagian barat Kota Semarang dan satu kanal lagi di bagian timur Kota Semarang.

Ternyata, timbullah masalah saat  pengerjaan kanal di bagian barat Semarang, tanahnya lembut dan berpasir. Para pekerja merasa kesulitan saat membangun kanal barat dikarenakan saat membangun tanggul, penggalian tanah-tanah selalu longsor saja. Akibatnya pembangunan kanal barat tidak kunjung selesai dan tidak sesuai waktu yang telah direncanakan.

Merasa putus asa dengan keadaan itu, para pekerja kemudian mendatangi orang pintar dalam ilmu bumi di Semarang yang bernama Ki Sanak. Para pekerja meminta saran Ki Sanak agar tanah di kanal barat tidak mudah longsor dan pembangunan kanal dapat dilanjutkan.

Setelah mendengar keluhan para pekerja tersebut. Ki Sanak kemudian berpikir sejenak, ia kemudian memerintahkan para pekerja untuk mengambil sejumlah batu yang berada di kanan dan kiri rumah beliau. Kemudian Ki Sanak memerintahkan agar batu-batu tersebut di tanam di salah satu tanggul kanal barat yang tengah dikerjakan untuk mencegah longsor. Lapisan tanah berbatu dipercaya akan menguatkan struktur tanah dan mencegah erosi. Setelah mengucapkan terima kasih, para pekerja kemudian mengambil sejumlah batu di kanan dan kiri rumah Ki Sanak dan memohon pamit.

Setibanya di lokasi pekerjaan, para pekerja segera melaksanakan perintah Ki Sanak untuk mengubur kedua batu di salah satu tanggul. Tidak lama kemudian reruntuhan bekas tanggul tersebut dapat kembali menyatu dengan tegak.  Sementara bagian-bagian tanggul yang semula runtuh kembali lagi menjadi utuh. Hal ini membuktikan bahwa saran ki Sanak untuk menambahkan pondasi batu dapat mencegah tanah bergeser.

Semenjak saat itu, daerah tersebut mulai dikenal dengan nama Lemah Gempal. Dalam bahasa jawa lemah berarti tanah dan gempal berarti longsor atau bongkahan.

Related Posts

Post a Comment