-->

KISAH NYI MAS BELIMBING DARI UJUNG KULON

1 comment

Kisah Nyi Mas Belimbing dari Ujung Kulon. Dikisahkan bahwa Nyi Mas Belimbing, salah seorang Putri di Banten suatu malam bermimpi bertemu dengan seorang pemuda tampan dari Cirebon yang bernama Sunan Gunung Jati. Yang meraik adalah walaupun hanya bertemu lewat mimpi, ini memiliki kesan yang sangat dalam. Ia jatuh cinta kepada Sunan Gunung Jati walaupun hanya bertemu lewat mimpi saja.

Rasa cintanya sungguh sangat dalam, hal tersebut  membuat Nyi Mas Belimbing gundah gulana, makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, selalu merasa sedih dan selalu termenung selama berhari-hari memikirkan Sunan Gunung Djati.

Hal tersebut kemudian diketahui oleh ayahandanya sanga Resi Rarata, sebagai seorang ayah dia melihat kegundahan dalam perilaku anaknya. Resi Rarata kemudian bertanya dengan hati-hati dan memilih waktu yang tepat untuk bertanya kepada putrinya perihal penyebab kesedihannya tersebut.

Nyi Mas Belimbing dengan sedikit menunduk dan malu-malu kemudian mengakui bahwa ia saat ini sedang mencintai seorang pemuda tampan, gagah menawan yang hanya ditemuinya lewat mimpi. Pemuda tersebut adalah Sunan Gunung Jati di Cirebon, salah seorang wali Allah.  Nyi Mas Belimbing kemudian meminta izin kepada ayahnya dengan sangat hati-hati bahwa ia ingin pergi ke Cirebon untuk menemui pujaan hatinya, Sunan Gunung Jati.

Resi Rarata tidak mengizinkan bagi putrinya pergi ke Cirebon, ayahnya berpendapat bahwa seorang perempuan tidak pantas untuk menemui laki-laki, apalagi dia adalah seorang putri raja. Adat kebiasaan adalah laki-laki atau pangeran yang  mengajukan lamaran untuk menikahi putri raja, bukan sebaliknya.

Resi Rarata sebagai seorang ayah yang bijaksana berusaha menenangkan dan menasihati putrinya Nyi Mas Belimbing, bahwa jika memang mereka berdua sudah berjodoh, pasti akan terjadi pernikahan, Tuhan pasti akan mempertemukan walau bagaimanapun caranya.

Nyi Mas Belimbing tidak mampu membantah larangan ayahandanya, walaupun hatinya sudah sangat terbakar dengan perasaan rindu yang begitu memuncak. Secara perlahan dia berusaha melupakan rasa cintanya kepada pria idaman hatinya, yaitu Sunan Gunung Jati. Tetapi semakin ditahan dan ditolak perasaan itu semakin tidak tertahankan dan terus meningkat.  Semakin berusaha ia ingin melupakan cintanya, justru semakin bertambah rasa rindu dan cintanya itu.

Akhirnya Nyi Mas Belimbing sudah tidak sanggup lagi untuk menahan diri untuk tidak bertemu dengan kekasih hatinya tersebut. Di Suatu pagi buta, saat ayahnya Resi Rarata masih terlelap dalam tidur, Nyi Mas Belimbing pergi secara diam-diam dari pertapaan di Ujung Kulon menuju ke Cirebon untuk menemui Sunan Gunung Jati. Maka, Ia telah mengabaikan larangan orang tuanya karena sudah tidak sanggup menahan rasa rindunya kepada Sunan Gunung Djati.

Nyi Mas Belimbing berniat untuk berjalan seorang diri menuju Cirebon tanpa memberitahu siapapun, ini adalah perjalanan yang berat karena jarak yang sangat jauh, tetapi rasa cinta sudah menguatkan tekadnya.

Ternyata eh ternyata, kepergian dari Nyi Mas Belimbing tersebut diketahui oleh seorang pemuda yang suka mengintip dan memata-matainya, dia adalah Ki Pandan Alam.  Sebenarnya sudah sejak lama Ki Pandan Alam ini menaruh rasa hati kepada Nyi Mas Belimbing, tetapi belum sempat dia utarakan rasa cintanya tersebut.  Maka, Saat mengetahui gadis pujaan hatinya ternyata berusaha menemui lelaki lain, betapa kecewa dan dia terbakar api cemburu yang membara. Ki Pandan Alam tidak akan rela gadis pujaan hatinya menjadi milik orang lain.

Maka, tanpa berpikir panjang Ki Pandan Alam pun segera menyusul Nyi Mas Belimbing ke jalan menuju Cirebon. Cepat-cepat Ki Pandan Alam menggunakan kudanya berusaha menyusul dan melacak keberadaan Nyi Mas.  Setelah dia menempuh setengah perjalanan ke cirebon, akhirnya Ki pandan mampu menyusul Nyi mas Belimbing yang berjalan kaki. Ki Pandan dengan ramah dan kata-kata yang lembut berusaha mencoba membujuk Nyi Mas Belimbing untuk mengurungkan niat hatinya menemui Sunan Gunung Jati, dia utarakan rasa cintanya. Tetapi, tentu saja hal tersebut ditolak mentah-mentah oleh Nyi Mas Belimbing.

Ki Pandan Alam yang merasa cintanya ditolak, ia menjadi marah dan terbakar api cemburu yang sangat besar. Akhirnya iapun menggunakan kekerasan, dia bertarung dan memaksa Nyi Mas Belimbing untuk pulang ke Ujung Kulon, namun Nyi Mas tetap teguh tidak takut dan tetap menolak keinginan Ki Pandan Alam.

Maka, pertempuran antara kedua orang itupun tak terelakkan lagi. Nyi Mas bukanlah perempuan sembarangan, dia memiliki kemampuan beladiri yang cukup hebat untuk ukuran seorang putri, dalam pertarungan itu Ki Pandan Alam kalah, tidak sanggup menaklukan Nyi Mas Belimbing. Ternyata Ki Pandan Alam tidak mampu untuk menandingi kesaktian Nyi Mas.

Ki Pandan Alam yang terluka, malu dan sekaligus marah atas kekalahannya, kemudian mengadukan hal tersebut  kepada ayahandanya, Sang Hyang Tenggulung. Sang Hyang Tenggulung yang tidak tega melihat putranya bersedih hati lantas menasehati dan mengusulkan agar putranya tersebut  menyamar saja menjadi Sunan Gunung Jati. Mendengar usulan ayahnya, Ki Pandan Alam tentu saja setuju. Hanya dengan satu kali jentikkan jari dari Sang Hyang Tenggulung, tiba-tiba Ki Pandan Alam pun berubah wajah dan wujudnya menjadi sangat mirip dengan Sunan Gunung Jati.

Segera Ki Pandan Alam kembali untuk menyusul Nyi Mas Belimbing dengan kudanya yang ternyata sudah hampir tiba di kota  Cirebon. Tanpa curiga sedikitpun Nyi Mas Belimbing yang memang sangat ingin bertemu dengan Sunan Gunung Jati, menerima kehadiran Ki Pandan Alam yang telah berubah wajah, dan menyatakan bersedia untuk dinikahi.

 


Mereka pun kemudian tinggal di Cirebon untuk beberapa waktu lamanya.  Nyi Mas Belimbing hatinya sangat berbahagia karena berhasil menikah dengan pemuda pujaan hatinya, begitu pula dengan Ki Pandan Alam, walaupun dia ada rasa ketakutan takut ketahuan siasatnya.

Namun sepandai-pandainya tupai melompat, Ki Pandan Alam yang menyamar, akhirnya terbongkar dan ketahuan juga.  Kesultanan Cirebon yang mengetahui hal tersebut kemudian memberikan hukuman kepada Ki Pandan Alam karena kelancangannya menyemar sebagai sunan Gunung Djati dan sekaligus menikahi Nyi Mas belimbing.

Betapa kecewa dan hancurnya hati Nyi Mas Belimbing, tinggallah Nyi Mas Belimbing yang kecewa dan sedih karena merasa telah tertipu mentah-mentah. Dia merasa malu yang sangat dalam untuk kembali ke pertapaan, juga sekaligus takut kepada ayahnya karena telah melanggar perintah ayahnya tersebut.  Akhirnya karena rasa malu itu Nyi Mas Belimbing memutuskan untuk mengakhiri hidupnya,  Nyi Mas Belimbing kemudian dikuburkan di Cirebon.

Beberapa bulan kemudian terjadi hal ajaib dan keanehan, dari pusara atau kuburan Nyi Mas Belimbing seringkali terdengar suara tangisan seorang bayi.  Hal itu tentu saja mengagetkan dan membuat masyarakat yang tinggal di sekitar pusara Nyi Mas menjadi gempar sekaligus bertanya-tanya.  Masyarakat yang ketakutan kemudian melaporkan kejadian aneh tersebut kepada Sunan Gunung Jati.  Maka, Segera Sunan Gunung Jati memerintahkan untuk membongkar pusara dari Nyi Mas Belimbing.  Kemudian, Setelah dibongkar, ternyata di dalam kuburan tersebut ditemukan seorang bayi laki-laki yang lucu dan imut.  Sunan Gunung Jati kemudian segera mengangkat bayi laki-laki tersebut menjadi anaknya dan kemudian memberinya nama, yaitu Si Cikal.

Menurut cerita rakyat yang belum terbukti kebenrannya, setelah Cikal tumbuh dewasa, ia sangat senang pergi mengembara ke daerah-daerah yang lain untuk menuntut ilmu.  Dalam pengembaraannya tersebut, bahkan Cikal pernah bertemu dengan Nabi Khaidir. Tertarik dengan kecerdasan Si Cikal, maka Nabi Khaidir kemudian mengangkatnya sebagai  murid.  Cikal kemudian  ikut mengembara bersama Nabi Khaidir dan tidak pernah kembali ke Cirebon lagi.

Related Posts

1 comment

  1. Halo min, mau nanya dong. Apakah cerita Nyi Mas Belimbing ini memiliki berbagai versi atau sejauh ini hanya satu versi saja ya?

    ReplyDelete

Post a Comment