-->

KISAH SI KELINGKING YANG BERBADAN KECIL TAPI BERKEKUATAN BESAR

Kelahiran Si Kelingking

Ini adalah Kisah Si Kelingking Yang Berbadan Kecil Tapi Berkekuatan Besar. Pada zaman dahulu di sebuah desa pada pulau Belitung, hiduplah sepasang suami istri yang miskin. Walaupun mereka miskin, mereka hidup dengan rukun dan bahagia. Ada satu hal yang mengganjal dalam kehidupan mereka, bahwasanya mereka belum memiliki seorang anak. Setiap malam mereka selalu berdoa kepada Allah agar dikaruniai seorang anak. 

"Ya Allah, karuniakanlah kepada kami seorang anak, walaupun itu hanya sebesar jari kelingking". Itulah doa yang mereka panjatkan saking menginginkan seorang anak. 

Ternyata doa mereka dikabulkan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Tidak beberapa lama sang istri pun hamil. Sepasang suami istri itu sangat berbahagia, karena sebentar lagi mereka akan memiliki seorang anak. 

Setelah sembilan bulan mengandung, sang istripun kemudian melahirkan. Ternyata ada kejadian yang sangat unik, anak mereka yang keluar dari rahim sang istri, ternyata hanya sebesar jari kelingking saja. 

"Wahai suamiku, kenapa anak kita kecil sekali?" Istrinya mengeluh kepada suaminya. Suaminya hanya tertegun, bahkan tidak percaya dengan apa yang mereka alami. Sang suami mengingat kejadian ketika mereka berdoa, karena keputusasaan mereka pernah berdoa untuk memiliki seorang anak walaupun hanya sebesar jari kelingking.

"Wahai istriku, apakah engkau lupa? Kita pernah berdoa agar diberikan seorang anak walaupun sebesar jari kelingking". Balas suaminya menjawab pertanyaan sang istri. 

 

 
Bayi itu mereka pelihara dengan sebaik-baiknya, walaupun bagaimana, itu adalah anak mereka sendiri. Waktu pun terus berjalan sampai anak tersebut berusia enam tahun, tetapi yang unik adalah anak tersebut tidak pernah membesar tubuhnya, dia masih sebesar jari kelingking. Karena hal tersebut, anak itu kemudian dinamakan si kelingking.

Baca Juga

Si Kelingking Memiliki Porsi Makan yang Besar

Suami istri itu sangat mencintai anaknya, tetapi ada hal yang aneh. Walaupun anak-anaknya itu badannya kecil, tetapi porsi makannya sangat besar. Anak tersebut dapat menghabiskan secanting nasi, bahkan lebih. Setiap harinya suami istri itu kebingungan, karena uang hasil penghasilan mereka sehari-hari habis untuk membeli makanan bagi si kelingking. Sampai akhirnya suami istri itu tidak kuat lagi menghidupi si kelingking. Kedua suami istri itu bersepakat hendak menyingkirkan si kelingking dari kehidupan mereka, karena dengan adanya Si Kelingking kehidupan mereka menjadi lebih buruk.

Istrinya berkata kepada si suami: "wahai suamiku, bagaimana caranya agar kita dapat menyingkirkan Si Kelingking?" Istrinya bertanya sambil bingung. Suaminya menjawab: "besok pagi aku akan membawa si kelingking ke hutan, aku akan membuangnya di tengah hutan."

Kekuatan Si Kelingking

Keesokan paginya, sang suami membawa si kelingking ke tengah hutan. Setelah sampai di tengah hutan, dia menebang sebuah pohon yang sangat besar. Kemudian dia berkata kepada Si Kelingking: "wahai anakku, berdirilah kamu di situ saja! Ayah akan menebang pohon ini!" Serunya kepada Si Kelingking. 



Karena si kelingking anak yang baik, dia tidak menyadari maksud jahat dari ayahnya. Tanpa disadari, ternyata pohon besar itu jatuh tepat di atas tubuhnya. Melihat hal tersebut sang ayah bukannya bersedih, justru dia bergembira. "Matilah kau, engkau tidak akan lagi persulit kehidupanku." Dia kemudian mendekati pohon besar itu, dia perhatikan pohon itu untuk memastikan bahwa si kelingking sudah mati. Setelah dia yakin bahwa si kelingking sudah mati, maka bergegaslah dia pulang. 

Setibanya di rumah, si suami menceritakan hal tersebut kepada istrinya. Istrinya senang mendengar kabar dari suaminya. Tiba-tiba saat hari menjelang siang terdengar suara dari luar rumah. 

"Ayah... Ayah...! Hendak diletakkan di mana kayu ini?". Si istri berkata kepada suaminya: "suamiku, ternyata si kelingking belum mati". Mereka pun bergegas pergi keluar rumah. Betapa terkejutnya mereka, ternyata walaupun si kelingking berbadan kecil, dia mampu membawa kayu yang sangat besar di pundaknya. 

Setelah meletakkan kayu itu, si kelingking segera masuk ke dalam rumah untuk mencari makanan. Karena merasa kelaparan setelah memikul pohon yang sangat besar, dia segera menghabiskan secantik nasi yang sudah dimasak oleh ibunya. Ayah dan ibunya hanya bengong melihat anaknya, tidak tahu harus berbuat apa. 

Semenjak kejadian tersebut, kehidupan suami istri itu menjadi semakin susah. Porsi makan si kelingking semakin banyak, tidak cukup dengan hanya secantik nasi. Melihat kejadian itu, suami istri tersebut berunding kembali bagaimana cara menyingkirkan si kelingking dari kehidupan mereka. 

"Suamiku, kita harus menyingkirkan si kelingking dari kehidupan kita, semakin hari porsi makan si kelingking semakin banyak, dan kita menjadi kelaparan, apa yang harus kita lakukan?" Istrinya berkata kepada si suami. 

"Tenanglah istriku, aku sudah merencanakan bagaimana cara untuk menyingkirkan si kelingking kembali. Besok aku akan mengajaknya ke gunung." Sahut si suami kepada istrinya.

Keesokan harinya, sang ayah mengajak si kelingking pergi ke puncak suatu gunung. Sesampainya di gunung itu, sang ayah mencongkel batu yang sangat besar sekali, kemudian dia berkata kepada anaknya: "wahai kelingking, diamlah kamu di situ, aku akan mencongkel sebuah batu yang besar". 

"Baik ayah" jawab si kelingking.

Sang ayah kemudian mencongkel batu, diarahkannya batu tersebut ke tubuh Si kelingking. Batu yang besar dan berat itu kemudian menimpa tubuh Si kelingking. Melihat hal tersebut, sang ayah segera turun kemudian menghampiri sekelingking yang tertindih batu. Dia memanggil-manggil nama anaknya, tetapi Si kelingking yang tertimpa batu tidak menjawab. Dalam hatinya, sang ayah berkata: "sekarang kamu sudah mati kelingking".

Dia pun segera pergi meninggalkan si kelingking, sesampainya di rumah si suami kemudian menceritakan kejadian tersebut kepada istrinya. Mereka berdua sangat gembira, karena akhirnya bisa menyingkirkan si kelingking dari kehidupan mereka. 

Namun tiba-tiba, ketika hari menjelang sore. Terdengar suara dari luar rumah. "Ayah... Ayah..., Hendak disimpan di manakah batu besar ini?" Suami istri itu kaget luar biasa, ternyata si kelingking mampu mengangkat batu yang sangat besar, padahal tubuhnya kecil sekali. Si kelingking segera masuk ke dalam rumah, dia langsung mencari makanan karena kelaparan.

Si Kelingking Banyak Membantu Penduduk Desa

Melihat kejadian tersebut, suami istri itu tertegun. Timbul rasa kasihan dalam hati mereka terhadap anaknya, mereka berpikir walaupun anaknya tubuhnya kecil tetapi kemampuannya besar. Si kelingking lahir karena permintaan mereka sendiri. Sejak saat itu mereka tidak pernah lagi berniat untuk membunuhnya, mereka sudah menerima keadaan Si kelingking yang bertubuh kecil tetapi memiliki porsi makan yang besar. 

Dengan berjalannya waktu, masyarakat di desa tempat tinggal suami istri itu Hai mengetahui kemampuan dari si kelingking. Mereka banyak meminta bantuan kepada si kelingking untuk mengerjakan hal-hal yang tidak mampu dikerjakan oleh manusia biasa. Si kelingking sangat rajin membantu ayahnya maupun penduduk desa. Karena kemampuannya itu, si kelingking banyak mendapatkan upah yang digunakan untuk membantu kehidupan keluarganya. Secara lambat laun keluarga itu mulai hidup menjadi lebih sejahtera.

Itulah Kisah Si Kelingking Yang Berbadan Kecil Tapi Berkekuatan Besar, hikmahnya adalah kita harus mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepada kita, karena kita belum mengetahui tentang apa yang terbaik bagi kita. bisa jadi itu adalah yang terbaik tetapi kita belum menyadarinya.

Related Posts

Post a Comment