Raja Mawang dan Tujuh Orang Putrinya
Legenda Putri Sindang Bulan Yang Pemaaf. Kadang keinginan atau kehendak hati kita tidak selalu bisa kita dapatkan, itulah garis kehidupan. kita tidak dapat memaksakan kehendak kita dengan seenak hati kepada orang lain karena itu akan menyakiti orang lain tentunya. seperti kisah dari Putri Sindang Bulan yang pemaaf di bawah ini, yaitu kisah legenda Putri sindang Bulan yang pemaaf.
Cerita ini berasal dari provinsi Bengkulu. Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu ada seorang raja yang bernama raja Mawang. Seorang Raja yang sangat mencintai keluarganya, raja tersebut memiliki tujuh orang putri, salah seorang putrinya yang paling bungsu bernama Putri Sindang bulan. Ia adalah seorang putri yang sangat cantik jelita dan baik hati, tetapi dengan bertambahnya usia, putri tersebut belum mendapatkan jodoh sebagai pendamping hidupnya.
Awal Mula Penyakit Putri Sindang Bulan
Pada suatu ketika, datanglah seorang pemuda dari kerajaan sebrang yang bernama Raja Hilir Sungai, yang hendak bermaksud untuk melamar Putri Sindang Bulan. Tetapi ada suatu kejadian aneh dan unik, ketika lamaran tersebut diterima oleh Raja Mawang, tiba-tiba secara mendadak Putri Sindang Bulan segera menderita penyakit kulit yang sangat parah dan menjijikan. Di seluruh tubuhnya yang awalnya elok, termasuk juga di wajahnya mulai muncul bisul-bisul kecil yang mengeluarkan nanah. Hal ini tentu saja membuat orang yang melamarnya menjadi mundur. Tetapi ketika raja Hilir Sungai membatalkan lamarannya, Putri Sindang Bulan tiba-tiba segera sembuh dari penyakitnya dan sehat seperti sedia kala.
Siasat Untuk Membunuh Putri Sindang Bulan
Melihat hal tersebut, saudari-saudari dari Putri Sindang Bulan menganggap bahwa Putri Sindang Bulan akan membawa aib bagi keluarga kerajaan dan akan mencoreng nama baik keluarga Raja Mawang. Karena itu mereka berencana untuk membunuh Putri Sindang Bulan. Mereka kemudian mengutus seorang pembunuh bayaran yang bernama Karang Nino untuk membunuh Putri Sindang bulan.
Karang Nino menyiapkan sebuah pedang yang sangat tajam, disimpannya pedang tersebut di pinggangnya. Karang Nino ini sebenarnya adalah salah seorang panglima raja Mawang yang bijaksana, dia menyadari ada sesuatu yang mencurigakan mengenai permasalahan yang menimpa putri Sindang Bulan. Pada suatu pagi, karang Nino mengajak Putri Sindang Bulan ke sebuah tepian sungai, nama tempat tersebut adalah Sungai Ketahun. Karang Nino sebelumnya telah menyiapkan sebuah rakit yang cukup besar dan kuat agar tidak mudah tenggelam, dengan menggunakan rakit tersebut karang Nino menyebrangkan Putri Sindang bulan ke sebuah Pulau, bernama pulau Pegat.
Kebaikan Karang Nino
Di Pulau Pegat, Karang Nino tidak membunuh Putri Sindang Bulan, tetapi justru dia malah mempertemukan Putri Sindang Bulan dengan seorang raja dari negeri seberang. Karang Nino menceritakan kepada raja tersebut perihal keadaan Putri Sindang Bulan yang memprihatinkan dan kejadian aneh yang selalu dialami oleh Putri tersebut saat menerima lamaran. Mendengar cerita dari karang Nino, raja itu menaruh rasa iba, dia justru menganggap bahwa Putri Sindang Bulan adalah putri yang luar biasa dan bukan Putri sembarangan. Selanjutnya, raja tersebut kemudian melamar Putri Sindang Bulan, dan hendak dijadikan olehnya calon permaisuri kerajaan.
Undangan pernikahan pun kemudian disebarkan ke seluruh kerajaan di Pulau Sumatera dan daerah-daerah disekitarnya, termasuk juga undangan kepada Raja Mawang. Ketika Saudari-saudari dari Putri Sindang Bulan melihat surat undangan tersebut, betapa kagetnya mereka, menyadari bahwa Putri Sindang Bulan masih hidup dan sehat bahkan akan menikah dengan seorang raja, mereka menjadi sangat marah dan merasa dibohongi oleh Karang Nino. Itulah penyakit hati dengki, sangat susah untuk dihilangkan walaupun sudah mencelakakan orang lain tidak ada penyesalan.
Putri Sindang Bulan yang Pemaaf
Pada saat pernikahan Putri Sindang Bulan, semua keluarga dari Raja Mawang ikut hadir dalam upacara pernikahan tersebut, termasuk saudari-saudari dari Putri Sindang Bulan. Melihat kedatangan saudari-saudarinya, Putri Sindang Bulan tidak memendam rasa dendam, benci dan amarah, dia memaafkan kesalahan saudari-saudarinya. Bahkan Putri Sindang Bulan, menghadiahkan banyak perhiasan untuk saudari-saudarinya.
Dalam perjalanan pulang, saudari-saudari Sindang Bulan mendapatkan musibah dengan datangnya angin yang sangat kencang yang membuat perahu mereka menjadi terbalik kemudian karam. Semua barang berharga, termasuk perhiasan yang diberikan oleh Putri Sindang Bulan hilang tenggelam ke dalam arus sungai. Karena rakit Karang Nino dibuat besar dan sangat kuat, rakit tersebut tidak rusak terkena badai, harta berharga dan perhiasan Karang Nino tidak hilang. Maka muncullah kembali rasa dendam dari saudari-saudari Sindang Bulan kepada Karang Nino, timbullah rasa ingin membunuh Karang Nino.
Baca Juga
Siasat Karang Nino
Karang Nino adalah sosok yang bijaksana dan cerdas, dia dapat mengetahui hal tersebut, bahkan sebelum mereka melakukan kejahatan melalui gerak-gerik dan raut muka. Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, dia berkata kepada saudari-saudari Sindang Bulan, "wahai para putri, emas dan perhiasan kalian telah hilang, tetapi janganlah khawatir karena harta saya adalah harta kalian semua". Karena kata-kata dari Karang Nino, maka luluhlah hati para putri tersebut, mereka menyadari kesalahan mereka terhadap Putri Sindang Bulan dan Karang Nino. Walau bagaimanapun para saudari Sindang Bulan tetaplah manusia yang memiliki sifat kebaikan di dalam hatinya, mungkin hidayah sudah saatnya masuk ke dalam hati mereka.
Begitulah kisah legenda Putri Sindang Bulan yang pemaaf, walaupun disakiti beliau tetap mau memaafkan orang yang menyakitinya. Kitapun sebagai pembaca selayaknya berbuat yang sama dengan saling memaafkan, mencintai dan menyayangi sesama.
Post a Comment
Post a Comment