-->

PUTRI HIJAU DELI DAN NAGA SAKTI

Post a Comment

Cahaya Putri Hijau Deli

Ini adalah kisah Putri Hijau Deli Dan Naga Sakti. Dikisahkan bahwa pada suatu hari, kala tengah melepas lelah, secara tiba-tiba Sultan Mughayat Syah menatap sebuah sinar hijau dari arah timur. Sang Sultan lekas menanyakan kepada penasihatnya mengenai sinar itu. Si penasihat juga tampaknya tidak mengenali sinar itu. Hingga, diutuslah seseorang prajurit kepercayaannya untuk segera menyelidiki mengenai sinar tersebut. Nyatanya, sinar itu berasal dari tubuh seorang Putri Hijau di Deli Tua.


Putri Hijau

Setibanya di perbatasan kerajaan, sang Sultan mengirim utusan dalam rangka  meminang Sang Putri. Utusan itu membawa persembahan lamaran yang banyak, diisi dengan perhiasan, aneka makanan dan pakaian yang menarik minat mata. Akan tapi, Sang Putri ternyata menolak lamaran tersebut. disebabkan lamarannya ditolak, Sang Sultan teramat marah dan murka. "Ini merupakan bentuk penghinaan kepadaku", pikir sultan.

Peperangan Kerajaan Aceh dengan Deli Tua

Tidak lama setelah itu, terjadilah peperangan. Dikarenakan daerah Deli Tua dikelilingi oleh bambu berduri, para prajurit Aceh kesulitan untuk menembusnya. Melalui saran dari penasehat sultan, prajurit Aceh kemudian menembakkan sejumlah uang di dekat bambu. Memandang banyak uang bertaburan, rakyat Deli Tua memotongi serta menebangi rumpun bambu berduri itu agar dapat mengambil uangnya. Dampaknya, pertahanan Deli Tua pun menjadi hancur dan sirna.

Memandang kondisi yang sudah seperti itu, penguasa Deli Tua mengira mereka pasti akan kalah berperang. Maka, dia berpesan kepada Putri Hijau apabila Sang Putri nanti ditawan, hendaknya meminta supaya bisa dimasukkan ke dalam keranda kaca. Saat sebelum datang di Aceh, badannya tidak boleh dijamah oleh Sultan Aceh. Setibanya di Aceh, dia harus meminta supaya setiap rakyat Aceh untuk memberikan persembahan sebutir telur ayam serta segenggam beras putih. Seluruh persembahan itu wajib dibuang ke laut. Pada saat itu, barulah Putri Hijau keluar dari keranda kacanya kemudian memanggil nama Mambang Jazid. Setelah kejadian itu, sang Penguasa Deli Tua itupun menghilang.

Sehabis itu, si Putri Hijau akhirnya berhasil ditawan pasukan sultan. Dia kemudian memohon satu syarat seperti yang dipesankan Sang Penguasa Deli Tua. Sang Sultan karena rasa iba dan ketertarikannya mengabulkan permintaan itu, walaupun permintaan tersebut sepertinya agak anah dan mengundang kecurigaan. Di Aceh, kapal Sang Sultan akhirnya berlabuh di Tanjung Jambu Air. Sultan segera memerintahkan rakyatnya supaya mengadakan upacara persembahan kepada Putri Hijau. Para penduduk yang setia terhadap sultan segera melaksanakan titah tersebut dengan sigap.

Munculnya Seekor Naga Hijau

Seusai upacara, Putri Hijau segera keluar dari keranda kacanya. Sesuai pesan yang telah diamanatkan kepadanya, Putri Hijau segera mengatakan nama Mambang Jazid dengan keras sambil memandang ke langit. Dengan seketika, maka secara tiba-tiba turunlah angin ribut serta hujan rimbun. Halilintar serta gulungan ombak besar menyusul dengan berubi-tubi.




Seketika, tiba-tiba timbulah seekor naga raksasa berwarna hijau dari dalam ombak serta langsung menghancurkan kapal Sultan Aceh yang sedang ditambatkan di dermaga. Dihantamnya kapal itu dengan ekornya sampai terbelah dua dan hancur  berantakan. Dalam kondisi itu, Putri Hijau pun segera masuk kembali ke keranda kacanya sehingga dia bisa terapung di atas laut.

Si Naga melihat Putri Hijau lantas mendatangi keranda itu kemudian dibawa keranda tersebut ke Selat Malaka. Gerakan naga itu amat kilat, sehingga Sultan Aceh tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya. Beliau akhirnya menyadari kesalahannya. Bahwa, dia tidak dapat memaksa keinginan orang lain apabila orang itu memanglah tidak mau.

Itulah kisah Putri Hijau Deli Dan Naga Sakti, semoga kita dapat mengambil keteladanan dari kisah ini.

Related Posts

Post a Comment