" Hai, Rohib! Mana hasilnya kamu belajar di sekolah tersebut? Sungguh engkau anak yang tidak tahu diuntung! Pengawal, gantung anak ini hingga mati!" perintah Si Raja.
" Jangan, Kanda! Bagaimana jika kita suruh dia keluar dari istana saja? Namun dengan memberinya uang sebagai modal untuk berdagang," usul Si Permaisuri. Walau bagaimanapun insting seorang ibu untuk melindungi anaknya sangat kuat.
" Hmm, baiklah, Dinda." jawab Si Raja.
" Bagaimana pendapatmu, wahai Anakku?" tanya Permaisuri kepada Rohib." Baiklah! Terima kasih, Ibu." jawab Rohib.
Rohib kemudian berpamitan kepada kedua orang tuanya. Dia berangkat dari satu kampung ke kampung yang lain. Di petualangan, dia berjumpa sejumlah kanak- kanak yang tengah menembak burung dengan ketapel.
" Wahai, saudaraku! Kamu jangan menganiaya burung itu!" tegur Si Rohib." Hei, kamu siapa? Berani- beraninya melarang kami," hardik seseorang anak." Bila kamu menyudahi menembaki burung itu, saya bakal berikan kamu uang," tawar Rohib.
Tawaran Rohib pun diterima kanak- kanak. Rohib kemudian melanjutkan perjalanannya dan dia senantiasa berikan uang kepada orang-orang yang tengah menganiaya hewan. Tanpa disadari, uang buat modalnya telah habis. Sebab perjalanan sangat meletihkan, Rohib kemudian istirahat di bawah pohon. Seketika seekor ular besar mendekatinya. Rohib sangat ketakutan.
Mentiko Betuah |
" Namaku Rohib," jawab Rohib. Kemudian dia menggambarkan seluruh pengalamannya." Kamu merupakan anak yang baik, bagaimana dia selalu menolong setiap hewan. "Kamu pantas memperoleh hadiah dariku anak muda," tambah ular itu sembari mengeluarkan suatu dari mulutnya.
" Barang apakah itu wahai Raja Ular?" tanya Si Rohib." Ini namanya Mentiko Betuah. Apa pun yang kau minta, tentu bakal dikabulkan," jelas Ular itu, kemudian dia pun pergi meninggalkan Si Rohib.
Baca Juga
" Wah, barang ini dapat menolongku dari kemurkaan ayah," gumam Rohib. Rohib pun akhirnya kembali ke istana. lalu kemudian dia meminta kepada Mentiko Betuah supaya memberinya uang yang sangat banyak. ketika Si Rahib tiba di istana, bapaknya tampak bahagia sebab Rohib membawa uang yang banyak di kantongnya.
Pendek cerita, Rohib kemudian membawa Mentiko Betuah kepada seorang tukang emas untuk dijadikan cincin agar lebih mudah dibawa dan tidak terjatuh. Tetapi, tukang emas itu yang mengetahui kekuatannya, malah membawa kabur barang tersebut dan tidak mau mengembalikannya. Si Tukang emas menyembunyikan Mentiko Betuah di mulutnya. Rohib kemudian memohon pertolongan kepada teman- temannya, yaitu seekor tikus, kucing, serta anjing. Anjing sukses mendapatkan jejak Sang Tukang Emas karena kemampuan indera pembaunya yang kuat. Kala Sang Tukang Emas tengah tertidur, Sang Kucing kemudian memasukkan ekornya ke lubang hidung tukang emas itu. Dampaknya tukang emas bersin, sehingga Mentiko Betuah terlempar dari mulutnya. Tikus lantas mengambil barang itu. Tetapi, tikus menipu kedua temannya kalau Mentiko Betuah terjatuh ke dalam sungai, tikus berbuat seperti itu agar dapat pujian dari Rohib. Kedua temannya pun panik serta lekas mencarinya ke dasar sungai, sebaliknya Sang Tikus lekas memberikan Mentiko Betuah kepada Rohib.
Post a Comment
Post a Comment