Legenda Lubuk emas |
Kecantikan Sri Pandan tidak cuma tersebar di keraajaannya saja, namun pula tersebah ke kerajaan lain. Si raja berharap supaya anak semata wayangnya ini segera menikah. Tiba-tiba datanglah utusan dari kerajaan Aceh yang hendak meminang putrinya, alangkah senangnya hati raja kala mendengar kalau Putra Mahkota dari Kerajaan Aceh mau meminang Sri Pandan untuk dijadikan permaisuri di kerajaan Aceh.
Sepulang utusan Raja Aceh, Raja Simangolong pun menemui anak gadis itu di kamarnya dan bertanya kepada putrinya Sri Pandan, “anakku , utusan dari kerajaan Aceh telah melamarmu untuk dijadikan istri. engkau hendak dinikahkan dengan putra mahkota dari kerajaan Aceh. Sungguh, Ayahmu ini sangat berbahagia dan menerima lamaran itu karena ayah sangat berharap engkau dapat disunting putra raja kemudian kelak engkau akan dapat kemuliaan sebagai permaisuri dari kerajaan Aceh. Bagaimana pendapatmu sendiri dengan lamaran Raja Aceh itu., Wahai anakku?. Raja bertanya dengan lembut kepada anaknya.
Baca Juga
Sri Pandan Tidak juga lekas menjawab pertanyaan Ayahandanya. Airmatanya bahkan kian deras menetes.“ jawablah, jangan seperti itu”, kata Raja Simangolong, beliau sangat ingin mendengar kesanggupan putrinya untuk menerima lamaran itu sesuai harapannya.
“ampun Ayahanda raja, “ kata Sri Pandan akhirnya. Suaranya terdengar lirih dan wajahnya tetap tertunduk. “bukan hamba tidak ingin menghormati keputusan ayahanda dan berbakti kepada Ayahanda dengan menerima lamaran tersebut melainkan...”
“Melainkan apa”, raja bertanya dengan penuh keheranan.
Dengan suara terbata-bata Sri Pandan lantas menjelaskan, “Ananda sesungguhnya telah menjalin hubungan berkasih dengan seorang pemuda, dan bahkan telah saling mengikat janji dengan pemuda itu”, mendengar jawaban anaknya, wajah raja tidak tampak senang.
“ Siapakah pemuda yang engkau maksud itu, wahai anakku?” Tanya Raja simangolong amat sangat terkejut ketika mendengar penjelasan anaknya tersebut.
Sri Pandan merasa tidak berdaya menerima amarah raja. Besok paginya, dia berkemas serta berencana untuk kabur bersama Hobatan. Hobatan adalah sosok seorang prajurit yang setia terhadap raja dan negerinya, walaupun sungguh besar cintanya terhadap sang putri, dia tidak mampu untuk kabur bersama sang putri. Ketintaannya terhadap negara lebih berharga dibandingkan rasa cinta terhadap manusia.
Betapa kecewanya Sri Pandan mendengar kalau Hobatan tidak mau kabur bersamanya, bahkan Hobatan juga memohon Sri Pandan untuk menikahi Raja Aceh tersebut saja. Bertambah- tambah kekecewaan Sri Pandan, hatinya hancur dan sakit hati.
Pada hari itu pula, dia mengemas barang- barangnya serta dibawanya segala perhiasaanya. Dia berangkat ke suatu lubuk serta melempar benda bawaanya ke dalam lubuk tersebut. Saat sebelum dia lompat ke dalam lubuk tersebut dia mengatakan.” tidak akan terdapat lagi wanita menawan di kerajaan ini!”
Sehabis itu dia menerjunkan dirinya ke dalam lubuk yang dalam itu. Kegemparan besar menyerang istana kerajaan kala Raja Simangolong serta permaisuri tidak menemukan Sri Pandan. Raja Simangolong lalu memanggil Hobatan. Di hadapan Raja Simangolong, Hobatan menggambarkan peristiwa yang dialaminya berkenaan dengan Sri Pandan. Dia sudah menganjurkan supaya Sri pandan menerima pinangan Putra Mahkota Kerajaan Aceh tetapi Sri pandan malah mengancam hendak terjun ke lubuk dibanding mesti menikah dengan lelaki yang tidak dicintainya.
Raja Simangolong amat menyesali tindakannya. Raja Simangolong dengan diiringi para prajurit lekas menuju lubuk di sungai asahan itu. Para prajurit bergegas menerjuni lubuk buat mencari Sri Pandan. Tetapi sesudah berulang- ulang menyelam serta mencari, Sri Pandan tidak pula mereka ketemukan. Mengingat Sri Pandan terjun kedalam lubuk dengan bawa segala perhiasan emasnya, sehingga lubuk itu pun dinamakan lubuk emas.
Post a Comment
Post a Comment