-->

KISAH PENCIPTAAN NABI ADAM ALAIHI SALAM

Post a Comment
Penciptaan Nabi Adam Alaihi salam

Salah satu nikmat Allah yang begitu besar adalah dengan diciptakannya Sang Khalifah pertama. Beliau adalah salah satu sosok yang menjadi panutan dan keteladan hidup yang banyak memberikan pelajaran kepada manusia, sosok itu ialah Nabi Adam AS. Beliau adalah manusia pertama dan sifatnya mencirikan sifat khas kemanusian, berupa “salah dan khilaf”. kemudian, beliau jugalah yang mengajarkan kepada kita untuk bertaubat dan memperbaiki diri.

Kisah penciptaan Nabi Adam alaihi salam merupakan salah satu dari sekian banyak cerita nabi yang menarik untuk disimak. Bukan tanpa alasan, Nabi Adam sendiri merupakan manusia perdana yang diturunkan ke bumi setelah  diciptakan Allah SWT jagat raya, malaikat, jin dan iblis. Proses penciptaan Nabi Adam diterangkan dalam Alquran dan hadis. Nabi Adam diciptakan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Ada banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah Nabi Adam AS.

Nabi Adam diciptakan Allah dari tanah liat, kemudian ditiup roh ke dalam tubuhnya. "Saat ruh tersebut berada di mulut, Adam kemudian  bersin sambil mengucapkan 'Alhamdulillah' segala puji bagi Allah. Itulah ucapan pertama dari Adam, yaitu manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Allah kemudian membalas ucapan Adam tersebut dengan menjawab 'Yarhamukallah (Rahmat Allah atasmu)." Jadilah dia makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah karena dibekali-Nya Adam dengan jasad, nafsu dan akal, inilah  yang menjadikan manusia makhluk berilmu pengetahuan yang luas yang membuatnya bisa mempelajari, mengamati dan memahami berbagai macam. Hal ini disebutkan dalam QS Al-Hijr ayat 26: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal dari lumpur hitam) yang diberi bentuk."



Ada beberapa pendapat yang mengatakan apakah Nabi Adam diciptakan dari tanah ataukah beliau diciptakan dari saripati tanah. Ketidaksamaan pendapat tersebut membuat sejumlah umat muslim bertanya-tanya, sejatinya Nabi Adam terbuat dari apa? Bagaimana kemudian perbedaan pendapat ini bisa muncul dan Kenapa Alquran memberikan jawaban yang berbeda?

Dr Nadiah Thayyarah, menreangkan dengan jelas bahwa  Nabi Adam terbuat dari semua bahan itu. Hal tersebut sebenarnya adalah tahapan dalam proses penciptaan Adam. Apa yang diterangkan di dalam Alquran secara tidak langsung menjelaskan prosesi penciptaan Adam secara bertahap. Tahap pertama penciptaan Adam adalah dari tanah. Hal ini diisyaratkan dalam hadis Nabi, “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggam yang diambil-Nya dari seluruh tanah bumi. Kemudian anak keturunan Adam terlahir hingga bilangannya sejumlah tanah bumi, ada yang berwarna putih, merah, hitam, dan antara dua warna itu; ada yang buruk, baik, senang, sedih, dan di antara dua keadaan itu." (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud).

Karenanya, sifat-sifat manusia beragam dan bermacam-macam sesuai sifat-sifat tanah. Di antara manusia ada yang memiliki kepribadian yang lembut seperti tanah yang subur, yang memiliki kepribadian yang sulit dan keras seperti lahan kering yang tak dapat menumbuhkan tanaman dan tidak mengandung air. Ada yang memiliki kepribadian sombong dan keras kepala. Dari sisi jasadnya, ada manusia yang berkulit putih, hitam, dan merah. Warna kulit manusia sangat beragam layaknya warna-warna tanah.

Kemudian, tabiat manusia pun mencerminkan contoh dari sifat-sifat tanah karena Allah mengambil satu genggam tanah yang diambil dari seluruh macam tanah untuk menciptakan Adam. Karena hal tersebut, beliau kemudian  diberi nama oleh Allah dengan nama Adam, karena ia berasal dari kulit bumi (adîm) yang berarti tanah. Dinamakanlah dia  Adam, supaya kita selalu ingat dari apa kita berasal sehingga kita akan memiliki rasa tunduk dan merendahkan diri kepada keagungan Sang Khalik.

Nabi Adam diciptakan oleh Allah dengan bentuk yang paling sempurna dan lengkap dibandingkan makhluk Allah lainnya, termasuk malaikat. Malaikat merupakan ciptaan Allah yang selalu melaksanakan tugas tanpa alpa sedikit pun. Rasa tunduk dan patuh malaikat yang selalu konsisten dan tidak tergoyahkan adalah karena  Allah tidak membekalinya dengan nafsu, berbeda dengan manusia. Apabila manusia berlaku sholeh, maka derajatnya akan melebihi malaikat karena malaikat tidak memiliki nafsu, tetapi apabila manusia berlaku salah, maka derajatnya akan lebih rendah dibandingkan hewan, karena hewan tidak berakal.

Namun ada sedikit perberbedaan antara nabi Adam dengan manusia zaman ini, karena Nabi Adam diceritakan memiliki tinggi 60 hasta atau sekitar 18 meter.  Pada suatu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dari Nabi SAW bersabda, "Allah menciptakan Adam as dan tingginya enam puluh hasta, kemudian Dia berfirman: Pergilah kamu dan berilah salam kepada para malaikat, maka dengarkanlah bagaimana mereka menjawab salam penghormatan anak keturunanmu. Maka Adam menyampaikan salam: Assalaamu alaikum(salam sejahtera untuk kalian). Mereka menjawab: Assalaamu alaika wa rahmatullah (salam sejahtera dan rahmat Allah untukmu) Mereka menambahkan kalimat wa rahmatullah. Setiap orang yang akan masuk surga sifatnya seperti Adam as, dan manusia terus saja berkurang (tingginya) sampai sekarang." (HR Bukhari).

Baca Juga

Namun mengenai proses penciptaan Nabi Adam secara terperinci, ayat-ayat al-Quran mengenai hal tersebut merupakan ayat yang termasuk Mustasyabihat (samar), yaitu lawan kata dari Muhkamat (jelas). Artinya ayat tersebut masih samar, kemudian membutuhkan penafsiran dan penguat menggunakan ayat lain serta penjelasan dari hadits Nabi saw. Kita bisa memahaminya secara samar, tetapi untuk memastikannya tidak mungkin karena bersifat gaib.

Kemudian diterangkan juga dalam QS Al Baqarah ayat 30, Suatu ketika, Allah SWT memberitakan kepada para malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk dari bangsa manusia. Makhluk ini diciptakan dari tanah di Bumi yang nantinya juga akan menjadi khilafah di Bumi. Mengenai penciptaan Nabi Adam ini, kemudian dipertanyakan oleh malaikat karena menyimpan kekhawatiran tentang sifat kecenderungan sifat manusia yang sering berselisih, membunuh, dan merusak alam sekitar.

"Mengapa Engkau hendak menciptakan manusia, karena manusia tersebut hanya akan berbuat sesuatu yang merusak di atas bumi, saling membunuh dan bermusuhan satu sama lain, sedangkan Engkau tahu bahwa kami selalu berzikir dan mengagungkan asma-Mu ya Allah”

Allah SWT kemudian berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Atas jawaban Allah diatas, maka malaikat memahami bahwa dalam proses penciptaan manusia ada hikmah tersendiri yang belum diketahui oleh para malaikat. Sesungguhnya penciptaan Adam beserta makhluk lainnya telah dituliskan dalam kitab lauhul mahfudz. Terjadinya dialog antara Allah SWT dan para malaikat adalah bentuk pengkultusan malaikat terhadap Allah, tetapi sekaligus penghormatan terhadap para malaikat-Nya. Bahwa Allah yang Maha Benar melakukan dialog dengan makhluknya. Ada keyakinan diantara para ahli, bahwa dialog juga terjadi dalam diri malaikat itu sendiri yang berkenaan dengan keinginan mereka untuk mengemban tugas sebagai khilafah di muka bumi, kemudian Allah SWT memberitahukan kepada mereka bahwa sifat dan tabiat para malaikat bukan dipersiapkan untuk hal tersebut.


Related Posts

Post a Comment