-->

KISAH NABI MUHAMMAD DITOLAK DAKWAHNYA DI THAIF

Post a Comment
Kota Thaif semenjak lama sudah menyembah berhala, seperti halnya kaum Quraisy di Mekkah kota thaif juga termasuk kalangan bangsa jahiliyah yang sulit diajak untuk masuk Islam.

Ketika nabi Muhammd di Kota Makkah, Nabi Muhammad mengawali dakwahnya dengan Ia memperoleh bantuan dari istri beliau Khadijah binti Khuwailid yang juga seorang saudagar wanita kaya di sana. Tidak hanya itu, putra Abdullah ini juga dibantu oleh pamannya, yaitu Abu Thalib. Tetapi pada tahun ke 10 kenabian, kedua orang yang senantiasa menolong Nabi Muhammad ini wafat dan meninggalkan beliau untuk selamanya.

Mohon Sukai Halaman Facebook kami, untuk selalu terhubung dengan kami.

Semenjak kematian Khadijah dan Abu Thalib itulah, maka kalangan kafir Quraisy semakin memusuhi cucu Abdul Muthalib ini, mereka melihat bahwa orang yang melindungi Nabi saw sudah tidak ada, sehinggga mereka menjadi lebih percaya diri untuk menentang Nabi saw. Melihat siksaan dan cobaan yang diperolah Rasul kala itu dari kaumnya, maka beliau beranggapan untuk melaksanakan hijrah ke kota lainnya. Bisa jadi di daerah lain mungkin terdapat secercah harapan yang lebih baik untuk agama islam berkembang, apabila Nabi Muhammad mencoba berdakwah di daerah lain. Maka, pilihan Nabi jatuh ke kota Thaif, kota perkebunan yang berdekatan dengan Kota Mekkah.

Rasul berjalan kaki ketika berhijrah menuju kota Thaif. Di kota itu, Rasul kemudian tinggal bersama Zaid bin Harisah, yaitu anak angkatnya. Mereka berada di kota itu selama 10 hari lamanya. Beliau merasa yakin dan optimis bahwa masyarakat setempat akan menerima dakwah Islam yang dibawanya.

Nabi kemudian bertatap muka dengan para pembesar Bani Tsaqif di Tahif, seperti Abdi Talel, Khubaib serta Masud. Kepada mereka Nabi Allah ini  mengenalkan ajaran tauhid dan Islam. Tetapi, begitu tragis yang dialami oleh Nabi Muhammad saw, nyatanya penduduk Tahif menolah ajakan Nabi Muhammad saw, utusan Allah ini malah menjadi sasaran dari pelecehan, penghinaan, umpatan, yang diluapkan dengan perkata kotor. Rasul juga dilempari batu sampai terluka oleh masyarakat kota Thaif. Dalam keadaan terkena lemparan batu, Zaid melindungi Rasul sampai menyebabkan kepalanya terluka. Keduanya kemudian melarikan diri ke kebun kepunyaan`Utbah bin Rabiah.

Baca Juga

Di kebun itu mereka beristirahat serta menyembuhkan cedera yang dialaminya. Kala itu Rasulullah bermunajat kepada Allah SWT supaya dirinya dikuatkan saat mengalami cobaan yang begitu berat tersebut. Allah SWT menanggapi doa  Nabi Muhammad saw. Malaikat Jibril serta penjaga gunung kemudian mendatangi Nabi saw. Jibril bertutur kepada Sang Nabi,” Apakah engkau ingin saya timpakan dua buah gunung kepada mereka (warga Thaif)? Jika itu engkau kehendaki, maka aku akan melaksanakannya?.” Tetapi, Rasul tidak menghendaki apa yang ditawarkan Jibril kepadanya. beliau justru mengharapkan, bahwa Allah akan menghasilkan generasi bertakwa yang lahir dari tulang rusuk warga di sana.



Kearifan serta optimisme ini menampilkan kesabaran yang luar biasa. Walaupun dicemooh serta dianiaya, Nabi Muhammad tidak mempunyai dendam terhadap warga Thaif. Karena itulah beliau termasuk dalam salah satu Rasul Ulul Azmi yang memiliki kesabaran sangat luar biasa.

Di kebun itu pula Rasul berjumpa dengan pekerja kebun bernama Addas. Laki- laki Kristen itu berikan segenggam anggur yang masih bergantungan di tangkainya. Sesaat sebelum memakannya, Rasul mengucapkan kata bismillah. Mendengar kalimat tersebut, Addas berucap, “Orang di sini tidak pernah mengucapkan kalimat seperti itu.”

Kemudian Rasul bertanya asal negeri Addas. Si hamba sahaya menyebutkan bahwa dia berasal dari Ninawa. Wilayah itu terletak di tepian Sungai Tigris, dekat dengan Mosul, Irak. Rasul kemudian juga menanyakan mengenai  agama yang dianut laki- laki tadi. Addas menanggapi, ia menganut ajaran Nabi Yunus.

Kemudian, Rasul menerangkan Yunus merupakan anak Matta, yang pula kerabat Rasulullah, seperti diketahui bahwa Nabi merupakan keturunan dari Nabi Ismail yang bersaudara dengan Ishak, yaitu leluhur dari nabi Yunus. Kala mendengar itu, Addas langsung mengenali bahwa Nabi Muhammad saw merupakan utusan Allah. Ia langsung memeluk tubuh Nabi Muhammad saw. Obrolan keduanya berlanjut, dan membawakan Addas untuk mengucapkan kalimat syahadat, sehingga jadi Muslim.

Related Posts

Post a Comment