Pada zaman jahiliyyah peperangan semacam ini sangat wajar dan seringkali terjadi. Ketika Abdullah melakukan perjalanan pulang dari Syam menuju kota Mekah, beliau singgah ke Madinah (saat itu masih bernama Yatsrib) untuk memetik hasil panen kurmanya. Namun, ternyata Abdullah kemudian mengalami sakit parah di Kota Madinah sehingga beliau meninggal dan dimakamkan di sana.
Sebagai bagian adat dari penduduk Makkah saat itu, Nabi Muhmmad yang masih bayi dititipkan kepada seorang pengasuh. Maka, ketika Nabi Muhammad SAW lahir, Abdul Muthalib mencarikan perempuan terbaik dari Bani Sa’d yang akan menyusui Nabi, perempuan tersebut bernama Halimah binti Abi Duaib, yang dikenal dengan sebutan Halimah as-sa’diyah. Setelah empat tahun diasuh oleh Halimah, Muhammad kecil pun kemudian diasuh kembali oleh ibundanya; Aminah bin Wahb. Pengembalian Nabi Muhammad ke ibunya ini terjadi setelah proses pembelahan dada Nabi oleh Mlaikat Jibril.
Mohon Sukai Halaman Facebook kami, untuk selalu terhubung dengan kami.
Perjalanan menuju kota Yatsrib ditempuh dengan menggunakan unta. Setelah ziarah ke makam ayah Rasulullah dan para kerabatnya itu selesai, merekapun kemudian melanjutkan perjalan kembali untuk pulang ke rumahnya di kota Mekah.
Sepanjang perjalanan, Aminah memberi perhatian lebih kepada Rasulullah SAW dengan mengajarkan beberapa hal sebagai seorang Ibu yang baik dengan penuh kasih sayang.
Ketika sampai di suatu desa yang bernama Al-Abwa’ (nama sebuah desa yang terletak di antara Makkah dan Madinah, lebih dekat ke Madinah kurang lebih 37 km.) Dalam perjalanan pulang ke Makkah, tiba-tiba Aminah diserang sakit keras. Aminah meninggal dunia dan dimakamkan di tempat tersebut. Maka betapa bersedihnya Nabi Muhammad kecil dengan persitiwa tersebut.
Engkau adalah seorang anak yang diberkahi Allah swt
Wahai anak yang ayahnya selamat karena sejumlah unta
Yang selamat karena pertolongan sang Penguasa
Dengan tebusan sejumlah seratus ekor unta
Baca juga
Sungguh, ini adalah cobaan yang luar biasa, karena hal tersebut dialami oleh Nabi Muhammad saw yang saat itu masih anak-anak dan masih membutuhkan bimbingan dari ibunya. Nabi mencapai puncak dari keyatiman (meninggal dalam keadaan ayahnya tidak ada), beliau hanya dirawat oleh ibundanya selama 2 tahun saja, lalu ibunda beliau pun meninggal saat pulang dari perjalanan di suatu tempat yang jauh dari Mekkah dan Madinah, dimana sedikit orang yang mampu menolong kecuali Halimah dan Ummu Aiman.
Selanjutnya Muhammad yang masih berumur enam tahun berada di bawah asuhan pembantunya, yang bernama Ummu Aiman, tetapi masih di bawah tanggungan kakeknya, Abdul Muthalib. Abdul Muthalib sangat sayang kepada cucunya tersebut. Hal seperti ini belum pernah dirasakannya kepada anak-anaknya yang lain, karena dari dalam diri Muhammad sudah tampak adanya tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kelak di masa mendatang, anak tersebut akan memiliki suatu kejadian yang luar biasa sebagai Nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Maka, Abdul Muthalib pun memuliakannya.
Post a Comment
Post a Comment