-->

KISAH ADZAN TERAKHIR BILAL BIN RABBAH

Post a Comment
Sejak Rasulullah SAW meninggal, Bilal Ra menyatakan dirinya tidak akan mengumandangkan azan lagi.

Saat Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muazin kembali, Bilal menolak tawaran tersebut.“Perkenankan saya untuk hanya menjadi muazin dari Rasulullah saja. Rasulullah sekarang sudah tiada, maka saya saat ini bukanlah muadzin dari siapa- siapa lagi.”

Abu Bakar yang mendengar pernyataan Bilal tersebut tidak dapat menekan dan memaksanya supaya berkenan mengumandangkan azan lagi. Bilal bin Rabah awalnya merupakan seorang budak dari Habasyah (ethiopia), yang diselamatkan kemudian dimerdekakan oleh Abu bakar Ash Shidik. Bilal Bin Rabah  termasuk dalam assabiqunal awwalun (orang- orang yang awal pertama kali masuk Islam) yang mewakili kalangan budak belian.

Baca Juga

Bilal menemukan siksaan yang sangat mengerikan dari majikannya karena masuk Islam. Bilal dianiaya luar biasa, dirinya dijemur di padag pasir dalam keadaan telanjang sambil ditindih batu panas dan besar diatas tubuhnya. Budak ini terus memperoleh siksaan dan ancaman sepanjang dia tidak mau kembali ke agama leluhurnya. Tetapi, siksaan- siksaan itu tidak membuat iman Bilal runtuh. Beliau terus mengucapkan ahad, ahad, ahad, yang semakin menambah beban siksaan yang diperolehnya. Pada saat itulah Abu bakar menyelamatkan Bilal, sehingga dia lepas dari kematian.



Sepanjang Rasulullah mendakwahkan Islam, Bilal dikenal sebagai seorang muazin, yaitu seseorang yang bertugas mengumandangkan azan dalam sejarah Islam. setelah wafatnya Rasulullah, Bilal kemudian meninggalkan Kota Madinah.

Bilal turut ambil bagian sebagai pasukan Fathul Islam( Pembebasan Islam) yang menaklukan kota Syam, serta setelah itu beliau kemudian tinggal di Homs, daerah Syria (saat ini dikenal dengan nama Suriah). Sehabis sekian lama Bilal tidak kembali ke Kota Madinah, pada sesuatu malam, Rasulullah muncul dalam mimpinya.

“ Ya Bilal, wa maa hadzal jafa?( Hai Bilal, kenapa engkau tidak mengunjungiku? Kenapa sampai menjadi seperti ini?”)

Bilal terbangun dengan keadaan terperanjat. Kemudian, tanpa berpikir panjang lagi, dia lekas mempersiapkan suatu ekspedisi untuk kembali ke Madinah, hal ini dilakukan demi  menziarahi makam Rasulullah. Setibanya beliau di Raudhah, Bilal menangis sepuasnya serta melepas rasa rindunya kepada Rasulullah.

Dikala itu, ada 2 pemuda yang sudah beranjak remaja, mendekati  Bilal. Mereka merupakan cucu dari Rasulullah, yaitu Hasan serta Husein. Dengan mata sembab karena tangisannya, Bilal yang semakin beranjak tua, memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut. Kemudian Husein mengatakan sesuatu kepada Bilal.

“ Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan azan bagi kami? Kami mau mengenang kakek.”

Disaat yang bersamaan, Umar bin Khattab yang yang saat itu telah emnajdi Khalifah, melihat kejadian  mengharukan itu, maka Umar pun kemudian meminta Bilal supaya mengumandangkan azan lagi, walaupun itu hanya sekali saja. Sehabis menimbang sejenak, akhirnya Bilal menerima permintaan mereka.

Dikala waktu salat telah datang, Bilal kemudian naik ke tempat biasa dulu dia selalu mengumandangkan azan semasa Rasulullah masih hidup. Dikala lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, tiba- tiba segala Madinah senyap. Seluruh aktivitas terhenti. Seluruh orang kaget. Suara yang sudah bertahun-tahun telah lenyap, suara yang menegaskan pada wujud nan agung, suara yang begitu dirindukan itu, ternyata sudah kembali.

Kala Bilal mengumandangkan lafadz  Asyhadu an laa ilaha illallah,  segala masyarakat Madinah berlarian ke arah suara itu, sembari berteriak histeris. Apalagi para wanita dalam rumah juga berhamburan keluar. Sewaktu Bilal hendak mengumandangkan Asyhadu anna…, keadaan kota Madinah menjadi rusak oleh tangisan serta ratapan yang sangat memilukan. Bilal tidak mampu melanjutkan azannya dengan lantunan Muhammadan Rasulullah.

Mereka yang menyaksikan dan mendengarkan adzan bilal, seluruhnya menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah dulu. Umar bin Khattab lah yang sangat keras tangisnya. Di atas menara Nabawi, Bilal sudah tidak mampu meneruskan azannya. Lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.

Hari itu seantero Madinah mengenang masa dikala Rasulullah masih terdapat di antara mereka. Seperti itu azan awal serta terakhir Bilal setelah Rasulullah meninggal.

Related Posts

Post a Comment