Kemarahan Khalifah Harun Al-Rasyid
Pada suatu hari, khalifah Harun Ar-Rasyid marah besar terhadap Abu Nawas. dia mendengar kabar bahwa Abu Nawas telah melarang orang-orang di Baghdad untuk ruku dan sujud ketika sholat. Kemarahannya semakin bertambah ketika pengawalnya mengabarkan kepada khalifah Harun Ar-Rasyid bahwa selain melarang orang untuk ruku dan sujud dalam salat, Abu Nawas juga telah menjelek-jelekkan khalifah Harun Ar-Rasyid. Pengawal itu berkata bahwa Abu Nawas mengatakan kalau khalifah Harun Ar-Rasyid adalah khalifah yang suka berbuat fitnah.
Abu Nawas |
"Wahai pengawalku, sekarang kamu temui Abu Nawas. Bawa dia ke hadapanku, aku ingin mencari tahu kenapa dia melarang orang-orang untuk ruku dan sujud dalam shalat. Selain itu kenapa dia juga mengatakan bahwa aku adalah orang yang suka berbuat fitnah", perintah Harun Ar-Rasyid kepada pengawalnya.
Mendengar perintah tersebut, para pengawal itu kemudian bergegas menuju rumah Abu Nawas. Abu Nawas yang sedang berada di rumahnya, diseret oleh para pengawal itu. Dia diperlakukan layaknya tahanan yang hendak di hukum.
Kecerdasan Abu Nawas Memukan Khalifah Harun Al-Rasyid
Sesampainya di istana, Abu Nawas pun dihadapkan kepada khalifah Harun Ar-Rasyid. Khalifah Harun Ar-Rasyid yang masih marah kepada Abu Nawas, berkata kepadanya dengan nada yang sedikit tinggi. "Hai Abu Nawas, Apakah benar kamu sudah mengatakan bahwa ketika salat tidak boleh ruku dan sujud". Wajah khalifah Harun Ar-Rasyid tampak melotot kepada Abu Nawas.
Abu Nawas yang mendapatkan pertanyaan itu, tampak tenang dan sedikit tersenyum. "Benar saudaraku, aku berkata sesuai dengan yang engkau kau tuduhkan kepadaku", ucap Abu Nawas.
"Sungguh lancang sekali, kamu memang ingin dihukum mati. Kamu sudah melanggar syariat Islam dan secara terang-terangan telah menghina Khalifah", ucap Harun Ar-Rasyid dengan ketus.
Abu Nawas tersenyum, "wahai saudaraku, aku tidak mengerti dengan apa yang kau tuduhkan kepadaku, tetapi sepertinya ada seseorang yang sudah memelintir perkataanku", Abu Nawas berusaha membela diri.
"Aku memang berkata, tidak boleh ruku dan sujud, tetapi itu kalau kita sedang melaksanakan salat jenazah", ucap Abu Nawas sambil tersenyum.
"lalu bagaimana dengan perkataanmu yang mengatakan aku adalah khalifah yang suka berbuat fitnah, coba katakan alasanmu?" Khalifah Harun Ar-Rasyid bertanya dengan mulai agak tenang.
"Wahai saudaraku, saat itu aku sedang menjelaskan tentang tafsir dari surat Al Anfal ayat 28, dikatakan dalam surat tersebut ketahuilah bahwa kekayaan dan anak-anak hanyalah fitnah bagimu. Sebagai seorang khalifah dan seorang ayah, tentunya Anda sangat menyukai harta benda berupa kekayaan dan anak-anak yang mengelilingi keluarga anda, bukankah itu berarti Anda suka fitnah?"
Nasihat Abu Nawas Kepada Khalifah Harun Al-Rasyid
Mendengar jawaban dari abu Nawas tersebut, khalifah Harun Ar-Rasyid tertegun. Ia menyadari bahwa kritikan dari Abu Nawas benar adanya, mungkin dirinya sudah terhanyut dalam cinta terhadap harta benda kemudian lebih mementingkan anak-anak dan keluarga dibandingkan rakyatnya. Khalifah Harun Ar-Rasyid sadar, ternyata ada beberapa pengikut dirinya yang yang suka iri dan dengki terhadap Abu Nawas, mereka suka memelintir perkataan Abu Nawas dan mengadu domba.
"Wahai saudaraku, aku tidak menyebutmu Khalifah, karena hubungan kita bukan antara tuan dan hamba, justru berhati-hatilah dengan pengikut-pengikutmu yang selalu berkata manis di depanmu". Ucap Abu Nawas. Harun Ar-Rasyid tertunduk malu dan tersadar bahwa kedekatannya dengan Abu Nawas menimbulkan rasa iri dengki dari beberapa pengikutnya.
Post a Comment
Post a Comment