-->

KEMATIAN NABI MUHAMMAD DAN KEDATANGAN MALAKUL MAUT

Post a Comment
Sebelum Rasulullah meninggalkan dunia ini, Allah telah memerintahkan kepada Malakul Maut agar turun ke bumi menemui Rasulullah SAW dengan memakai pakaian yang terbaik. Allah memerintahkan Malakul Maut untuk mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan penuh kelembutan. Apabila Rasulullah memberikan izin masuk ke rumahnya, maka dia baru diperbolehkan untuk masuk. Tetapi, apabila Rasulullah tidak mengizinkannya, maka dia tidak boleh masuk ke rumah Rasulullah dan hendaklah dia untuk kembali saja.

Maka, sesuai perintah dari Allah turunlah Malakul Maut dalam rangka menunaikan perintah Allah Swt. Malaikat itu menyamar menjadi seorang biasa, tidak dalam wujud seorang malaikat. Setelah dia sampai di depan pintu dari kediaman Rasulullah, Malakul Maut pun mengucap salam: “Assalamualaikum wahai ahlul Bait, yaitu sumber dari wahyu dan risalah!” kemudian, Fatimah, putri Rasulullah segera keluar menemui orang yang berucap salam itu kemudian berkata kepada tamu tersebut: “Wahai Abdullah (hamba Allah), Rasulullah saat ini dalam keadaan sakit.” Kemudian Malakul Maut tersebut mengucap salam sekali lagi: “Assalamualaikum, bolehkah saya masuk?”



Akhirnya Rasulullah SAW pun mendengar suara Malakul Maut yang di depan pintu itu, lalu Rasulullah bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah yang ada di depan pintu itu?” Fatimah menjawab: “Ia seorang lelaki yang memanggil Rasulullah. Saya katakan kepada orang tersebut bahwa Rasulullah dalam keadaan sakit. Tetapi, kemudian dia mengucap salam sekali lagi dengan suara yang menggetarkan jiwa.”

Baca Juga

Rasulullah kemudian bersabda: “Tahukah kamu, wahai fatimah  siapakah dia?” Fatimah kemudian menjawab: “Tidak wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah menjelaskan kepada putrinya: “Wahai Fatimah, dia adalah pengusir kelezatan, pemutus keinginan, pemisah jamaah dan yang meramaikan kubur. Kemudian Rasulullah bersabda kepada tamu tersebut: “Masuklah, wahai Malakul maut.”

Maka, masuklah Malakul Maut ke rumah itu sambil mengucapkan salam: “Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah saw pun menjawab salamnya: “Waalaikassalam ya Malakul Maut. Apakah engkau datang untuk berziarah kepadaku atau untuk mencabut nyawaku?” Malakul Maut kemudian menjawab: “Saya datang untuk berziarah sekaligus mencabut nyawa Anda. Jika tuan izinkan akan saya lakukan. Tetapi jika tidak, saya akan pulang kembali.” Rasulullah bertanya kepadanya: “Wahai Malakul Maut, di manakah engkau tinggalkan Jibril?” Jawab Malakul Maut: “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia.” sebentar saja Malakul Maut selesai berbicara, maka datanglah Jibril, kemudian dia duduk disamping Rasulullah . Rasulullah kemudian bersabda kepada Jibril: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat?” Jibril menjawab: “Ya, wahai Habiballah.”

Kemudian Rasulullah bersabda: “Beritahu kepadaku wahai Jibril, apakah yang telah disediakan oleh Allah bagiku di sisinya?” Jibril pun menjawab: “Bahwa pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut jiwamu.” Rasulullah bersabda: “Segala puji syukur bagi Allah. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku?” Jibril kemudian menjawab lagi: “Bahwa pintu-pintu Surga telah dibuka, dan para bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, mereka semuanya menanti kedatangan jiwamu.”

Rasulullah bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Allah. Beritahu lagi wahai Ruhul Quds, apa lagi yang disediakan Allah untukku?” Jibril pun menjawab: “Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang nanti menjadi pertama diizinkan oleh Allah sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.”

Kemudian Rasulullah bersabda: “Segala puji dan syukur aku panjatkan untuk Allah. Wahai Ruhul Quds beritahu kepadaku lagi tentang kabar yang akan menggembirakanku.” Jibril bertanya: “Wahai Habiballah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan kepadaku?”

Rasulullah menjawab: “Tentang rasa kegelisahanku. Apakah yang akan didapat oleh orang-orang yang membaca Alquran setelahku? Apakah yang akan didapat orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan setelahku? Apakah yang akan didapat orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram setelahku?”

Jibril kemudian menjawab: “Saya membawa kabar gembira untukmu Rasulullah. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan surga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”

Maka bersabdalah Rasulullah: “Sekarang hati dan perasaanku telah tenang. Wahai Malakul Maut mendekatlah kepadaku.” Lalu Malakul Maut pun mendekati Rasulullah. Ali bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah yang akan memandikanmu dan siapakah juga yang akan mengkafaninya?” Rasulullah pun menjawab pertanyaan dari Ali: “Adapun yang nanti bertugas memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas lah yang menyiramkan airnya dan Jibril yang akan membawa hanuth (minyak wangi) dari Surga.” Kemudian Malakul Maut pun segera mencabut nyawa Rasulullah.

Ketika roh Rasulullah sampai di pusat perut, Rasulullah berkata: “Wahai Ruhul Quds, alangkah pedihnya kematian.” Mendengar ucapan Rasulullah tersebut, Jibril kemudian memalingkan wajahnya. Lalu Rasulullah kembali bertanya: “Wahai Ruhul Quds, apakah engkau tidak suka memandang wajahku ini?” Jibril menjawab: “Wahai Habiballah, siapakah yang tega melihat muka Rasulullah, sedangkan Rasulullah sedang merasakan sakitnya kematian?” Akhirnya roh mulia tersebut meninggalkan jasad Rasulullah. Maka wafatlah Rasulullah yang mulia  pada usia 63 tahun. Semoga Allah akan senantiasa mencurahkan salawat-Nya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, memuliakannya, dan mengagungkannya.

Related Posts

Post a Comment